Masa Bercocok Tanam – Pengertian, Ciri, Corak dan Jenis

Materi Pendidikan Sekolah

Masa Bercocok Tanam – Dalam hal bercocok tanam tentu kita semua sudah tahu kegiatan bercocok tanam ini sudah ada dari zaman sejarah yang masih lestari hingga sekarang, untuk itu pada kesempatan ini skda.co.id akan membagikan sebuah artikel mengenai tentang masa bercocok tanam.

Adpun yang akan kita bahas meliputi Pengertian Masa Bercocok Tanam, Jenis dan Ciri Manusia Purba Masa Bercocok Tanam, Ciri-Ciri Kehidupan Masa Bercocok Tanam, Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam, Alat-alat Peninggalan Masa Bercocok Tanam, Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam yang tentunya akan kita bahas satu persatu dibawah ini.

Pengertian Masa Bercocok Tanam

Masa bercocok tanam adalah masa yang merupakan kelanjutan dari masa berburu dan kelanjutan dari masa meramu yang ditandai dengan memulai tinggal menetapnya manusia praaksara di suatu tempat karena semua kebutuhan makanan mereka mulai terpenuhi dengan kegiatan bercocok tanam di ladang dan juga memelihara hewan dengan beternak.
 

Jenis dan Ciri Manusia Purba Masa Bercocok Tanam

Adapun jenis dan ciri manusia purba pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut.

Homo Mojokertensis

Pertama kali ditemukannya fosil ini oleh Von Koenigswald pada tahun1936 yang merupakan tengkorak kanak-kanak yang terletak di dekat Mojokerto. Dari bentuk gigi-giginya diperkirakan bahwa fosil ini adalah kanak-kanak yang belum melewati usia lima tahun. Wujud ini diberi nama Homo Mojokertensis.  Dengan ciri ciri :

  • Mempunyai tinggi badan kuraang lebih 165-180 cm
  • Mempunyai tulang rahang dan juga gigi graham yang sangat kuat
  • Postur badan yang tegap
  • Bagian kening menonjol
  • Tidak mempunyai dagu
  • Pada volume otaknya tidak sempurna, yakni 750-1. 300 cc volume otak
  • Memiliki atap tulang tengkorak yang sangat tebal dan berbentuk melonjong
  • Memiliki suatu alat untuk pengunyah dan bisa memakan segala.
  • Otot tengkuk dengan ukuran kecil

Meganthropus Paleojavanicus

Di tahun 1941, disebuah daerah yang di kenal dengan sebutan Sangiran (lembah dari Sungai Bengawan Solo) Von Koenigswald telah menemukan sebagian dari tulang rahang bawah yang berukuran lebih besar dan cukup kuat daripada rahang dari Pithecanthropus Erectus.

Kemudian seorang Von Koenigswald menyatakan bahwa bentuk  jauh lebih tua daripada jenis Pithecanthropus Erectus mana pun. Mengingat dari bentuk tubuhnya yang sangat besar (megas), dan diberi nama Meganthropus Paleojavanicus. Adapun ciri-cirinya:

  • Dengan tinggi badan sekitar 165 cm – 180 cm
  • Postur badan yang sangat tegap
  • Volume otak 900 cc
  • Tonjolon pada bagian kening yang tebal dan melintang di sepanjang pelipis
  • Tidak berdagu dan mempunyai hidung yang lebar
  • Memiliki gigi, otot kunyah, dan juga rahang yang kuat serta besar
  • Makanan jenis dari berbagai tumbuh-tumbuhan dan juga buah-buahan.

Homo Soloensis

Kemudian kepada specis ditemukan di dekat Ngandong (kawasan dari lembah Bengawan Solo, tepatnya di Kabupaten Blora), telah ditemukansejumlah  sebelas fosil tengkorak oleh dua orang yaitu Von Koenigswald dan Weidenrich. Dengan ciri ciri :

  • Tinggi tubuh 165-180 cm.
  • Badan yang tegap.
  • Volume otak mencapai antara 750 – 1350 cc.
  • Tonjolan di kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
  • Hidung berbentuk lebar dan tidak mempunyai berdagu.
  • Memiliki rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar.
  • Makanan mereka adalah tumbuhan dan juga daging hewan hasil buruan.

 

Ciri-Ciri Kehidupan Masa Bercocok Tanam

Adapun ciri – ciri dari kehidupan pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut.

Kehidupan Sosial

Berikut beberapa poin dari kehidupan bersosial media adalah sebagai berikut.

  • Dikenal dengan kehidupan berhuma, setiap manusia akan membersihkan hutan dan bercocok tanam dan apabila tanah yang ditanam dirasa tidak subur maka merek akan berindah dan hal ini akan dilakukan berulang kali.
  • Dengan tinggal disekitaran huma, memelihara hewan sehingga hal ini bisa disebut menetap.
  • Dengan tinggal menetap menunjukkan kemajuan pada kehidupan manusia.
  • Adanya peningkatan populasi manusia dengan rata rata usia 35 tahun.
  • Mulai adanya peraturan masyarakat karena mereka telah menetap lama dan membentuk perkampungan.
  • Mengangkat seorang pemimpin.
  • Saling bergotong royong, saling membantu dan saling melengkapi.

Kehidupan Budaya

Dalam bidang budaya berikut ciri dari masa bercocok tanam, sebagai berikut.

  • Dapat mengembangkan diri dan menciptakan kebudayaan yang baik.
  • Peninggalan budaya dengan bahan tanah liat, tulang dan batu.
  • Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam seperti Beliung Persegi, Kapak yang Lonjong, ada Mata panah, juga Gerabah, dan Perhiasan.

Teknologi

Yang terjadi perubahan mendalam bagi teknologi pada masa ini adalah food gathering menjadi food producing.
 

Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam

Pada masa ini selain melakukan kegiatan bercocok tanam, pada masa ini manusia purba juga melaukan kegiatan berternak. Diperkirakan pada zaman Mesolitikum.

Pada masa ini manusia yang tumbuh  adalah (homo sapiens) yang berasal dari rumpun masyarakat melayu. Hutan belukar pada masa bercocok tanam dimanfaatkan sebagai tempat untuk bercocok tanam seperti sayur mayur, ubi-ubi, bertanam padi, buah sukun, buah nangka, bertanam ketela, pisang dan juga kedelai.

Apabila dengan berjalannya waktu tanah tidak lagi subur, maka mereka akan secara serentak pindah bersama sama. Sistem berlandang dan sistem berternak dengan berpindah ini disebut bergumah. Kegiatan ini masih bisa ditemukan di Negara Indonesia di wilayah pedalaman kalimantan dan papua.
 

Alat-alat Peninggalan Masa Bercocok Tanam

Berikut ini merupakan beberapa contoh mengenai alat peninggalan dari masa bercocok tanam, sebagai berikut.

Beliung persegi

Peralatan batu yang menonjol dari masa bercocok tanam ini, bentuknya mirip seperti cangkul, namun tidak memiliki ukuran sebesar cangkul zaman sekarang. Fungsinya bisa digunakan untuk mereka mengolah kayu, seperti halnya untuk membangun rumah dan juga perahu.

Beliung persegi ditemukan di wilayah kepulauan Indonesia, yaitu wilayah nusa tenggara, pulau sumatra, pulau Jawa, dan Sulawesi.

Kapak lonjong

Kapak ini terbuat dari batu nefrit berwarna lumut hijau yang berfungsi sebagai benda wasiat yang digunakan untuk berladang.

Mata panah

Mata panah ini digunakan untuk berburu, memenah dan menangkap ikan, dengan bentuk seperti gergaji yang terbuat dari tulang, ditemukan didalam gua dipinggiran sungai, ditemukan di Papua dan Kalimantan.

Gerabah

Terbuat dari tanah liat yang dipanaskan di api, sebagai alat rumah tangga seperti wadah air, masakan dan lain sebagainya.

Perhiasan

Pada masa ini telah ditemukan perhiasan yang terbuat dari tanah liat, dari batu kalsedon, ada juga yang terbuat dari batu agat, batu jenis yaspur, dai cokelat merah, serta dari kulit kerang.
 

Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam

Adapun sistem kepercayaan yang dianut pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut.

  1. Bidang kepercayaan

    Kepercayaan masyarakat pada masa ini bisa diwujudkan dengan berbagai kegiatan upacara tradisi dan juga upacara penguburan mayat serta dibekali dengan adanya benda-benda yang mereka miliki ikut masuk ke dalam kekuburanya. Ada seorang kepala suku yang memiliki kekuasaan serta bentuk tanggung jawab secara penuh terhadap beberapa kelompok- kelompok suku.

  2. Bidang Sosial

Jumlah dari anggota kelompok semakin lama dan semakin banyak sehingga membuat kelompok di dalam satu kampung tersebut. Manusia telah bisa memperoleh dan kembali menguasai alam di lingkungan. Hidup yang telah menetap merupakan bentuk awalnya perkembangan dan kehidupan manusia.

  1. Bidang Ekonomi

Sistem perekonomian pada masa ini tumbuh dengan kegiatan tukar menukar yang dengan berjalannya waktu semakin berkembang pesat.

  1. Bidang Budaya

Peninggalan dalam bidang budaya seperti peninggalan kerajinan yang terbat dari batu, tanah liat dan tulang. Seperti baliung, gerabah dan lain sebagainya.

  1. Bidang Teknologi

Pada masa ini, manusia memiliki waktu luang karena jarak panen dengan jarak tanam cukup jauh, maka dari itu mereka memanfaatkan waktu dengan menciptakan teknologi baru dengan menggunakan teknik seperti teknik tangan, teknik pukulan, teknik goresan, dan roda berputar serta teknik tatap batu.

Demikianlah artikel mengenai Masa Bercocok Tanam, semoga bermanfaat dan semoga dapat menambah ilmu pengetahuan kita bersama.