Arti Ana Uhibbuka Fillah – Kesempurnaan makluk yang diciptakan Allah SWT salah satunya adalah diberikan kemampuan untuk merasakan cinta.
Cinta disini bukan hanya untuk lawan jenis saja namun bisa diutarakan kepada orang tua, anak, keluarga, sahabat dan lain sebagainya.
Dengan rasa cinta inilah Allah SWT memberikan kemampuan manusia untuk saling menghargai, saling mencintai sehingga timbullah kerukunan dan keamanan dalam kehidupan.
Sebenarnya perasaan cinta yang Allah berikan bukan hanya kepada manusia namuan kepada hewan dan makhluk hidup lainnya.
Namun kebanyakan rasa cinta pada hewan tidak dibarengi dengan akal dan fikiran yang sehat karena memang tidak diberikan kelebihan akal untuk berfikir.
Arti Ana Uhibbuka Fillah Dan Makna Yang Terkandung
Seorang muslim sangat dianjurkan untuk saling mencintai satu sama lain, dalam artian bukan cinta karena nafsu akan tetapi cinta karena Allah.
Seperti halnya kalimat Ana Uhibbuka Fillah yang memiliki arti “aku mencintaimu karena Allah SWT”. Karena dalam ilmu tasawuf dijelaskan bahwa bila memandang tidak ada Allah didalam pandangan tersebut maka batal.
Hal tersebut baru saja menggambarkan pendangan saja batal jika tidak karena Allah, apalagi jika berbicara mencintai sesama makhluk Allah SWT.
Bagai mana tidak karena pada dasarnya cinta itu datanngnya dari Allah, di kuasakan oleh Allah kepada hambanya sehingga terjalinlah rasa saling mencintai.
Maka jelas sudah disisi lain makna yang terkandung dalam kalimat Ana Uhibbuka Fillah adalah saat merasakan ada cinta yang timbul dalam hati itu semua berasal atau datang dari Allah SWT.
Akan batal cintanya jika tidak disandingkan atas nama Allah dan pada akhirnya yang timbul bukanlah cinta akan tetapi nafsu.
Cinta menimbulkan kasih dan sayang yang menyejukkan mengayomi menjaga dan juga menghargai, bukan malah membiarkannya liar sehingga nafsu syahwatnya tidak terkontrol.
Karena pada dasarnya cinta itu suci dan sampai kapanpun akan suci, jangan sampai menutupi hawa nafsu hayawan dengan sebutan cinta dan kasih sayang.
Sebagai mana Rosulullah SAW telah menjelaskan terkait cinta kepada sesama muslim didalam hadisNya.
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri,” (HR Bukhari dan Muslim)
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا
Artinya: “Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamannya. Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan (sempurna) beriman sampai kalian saling mencintai,” (HR Muslim)
Mengkaji Kalimat Ana Uhibbuki Fillah
Ketika mengatakan atau mendengar perkataan Ana Uhibbuka Fillah teringat dengan sebuah hadits Rosulullah SAW yang menjelaskan terkait tiga tanda dimiliki oleh seseorang yang telah merasakan manisnya Iman.
Hadistnya sebagai berikut :
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Artinya : Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka (HR. Bukhari no. 16).
Sedikit bahasan dari hadist diatas yang berkaitan dengan kalimat “aku mencintaimu karena Allah SWT”. Bahwa ada tga tanda seseorang yang dianugrahi rasa manisnya iman.
Mencintai Allah Dan Rosulullah Melebihi Yang Lainnya
Bagi seorang muslim yang beriman dan telah merasakan manisnya iman maka dia akan mencintai Allah dan Rosulnya melebihi yang lain.
Bahkan diri sendiri bisa jadi dilenyapkan yang ada hanya cinta dan kasih sayang Allah Dan Rosulnya semata.
Akan tetapi menghadirkan hal yang demikian tidaklah mudah harus berguru kepada seorang Mursyid yang dekat dengan Allah.
Sekilas jalan mengenal tuhan adalah kenali diri sendiri saja dulu tidak perlu jauh memandang yang lainnya meskipun makhluk lain adalah ciptaan Allah.
Akan tetapi sudah jelas dan dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa jika mengenal dirinya maka akan kenal dengan tuhannya.
من عرف نفسه، فقد عرف ربّه “
Artinya: “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
Kenal disini bukan hanya melihat lahiriyah saja akan tetapi kenali juga yang ada didalam lahir atau tubuh.
Karena sebenarnya yang hidup yang memiliki rasa cinta yang memiliki keinginan dan lain sebagainya bukanlah jasad akan tetapi yang ada di dalam jasad.
Didalam artikel ini tidak dijelaskan secara detail namun jika ingin mengetahui lebih dalam maka carilah seorang Mursyid yang sudah ma’rifatullah “mengenal Allah” dan bergurulah.
Mencintai Karena Allah
Mencintai makhluk atau yang selain Allah SWT jika didasari karena cintanya Allah, maka hal ini merupakan sebagai landasan keimanan seorang hamba.
Bahkan batal cinta seorang hamba tersebut jika tidak didasari karena Allah, padahal yang numbuhkan rasa cinta itu berasal dari Allah.
Maka sangat sesuai jika orang yang beriman kepada Allah tentunya ia akan mencintai segala sesuatu hanya karena Allah.
Maksudnya tidak akan melebihi cintanya dia kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Jika terjadi cintanya makhluk melebihi cintanya Allah maka bisa batal dan menimbulkan persekutuan kepada selain Allah.
Bukankah Allah SWT tidak mau diduakan atau disekutukan?…
Banyak manfaat atau fadilah ketika mencintai hanya karena Allah SWT salah satunya tertera didalam Al-qur’an Surat Al-maidah : 54.
فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗٓ ۙاَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَۖ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَاۤىِٕمٍ
Artinya : Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela (QS. Al-Maidah : 54).
Yang ketiga dalam hadits yang terkait manisnya iman adalah membenci karena Allah, namun dalam hal ini tidak dibahas karena saat ini yang dibahas adalah kalimat Ana Uhibbuka Fillah.
Maka tidak tepat rasanya jika membahas tentang kebencian meskipun dikaitkan karena Allah, yang ada hanyalah CintaNya. Wallahu A’lam