Dewasa ini banyak anak muda tertarik menjadi dosen dan secara serius belajar bagaimana menjadi dosen yang baik. Dosen adalah tenaga pendidik yang punya tugas hampir mirip dengan guru, karena sama-sama tenaga pendidik. Hanya saja guru dan dosen punya beberapa perbedaan.
Paling mencolok adalah tempatnya mengajar, guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi atau kampus. Selain itu, dosen punya beberapa tugas yang tercantum dalam Tri Dharma sehingga tidak hanya mengajar. Siapa saja bisa menjadi dosen, khususnya yang punya passion dan sudah punya persiapan khusus sejak jauh-jauh hari.
Jika sudah yakin menekuni profesi dosen maka perlu belajar menjadi dosen yang benar-benar baik. Yakni yang bertanggung jawab secara penuh atas profesi satu ini, sehingga tidak setengah-setengah dalam menjalankan tugas. Lalu, seperti apa kiat-kiat sukses menjadi dosen yang memang dikenal baik?
Sekilas Tentang Profesi Dosen
Pertama, pahami dulu dunia dosen itu sendiri sebelum mempelajari tata cara menjadi dosen yang baik. Hal ini penting sebagai persiapan, karena dosen tidak hanya menjalankan tugas datang ke kampus untuk mengajar dan setelahnya pulang istirahat. Selain itu, dosen punya beberapa aturan kerja dan memiliki hubungan yang khas dengan kampus tempatnya mengajar.
Maka, sebelum memutuskan menjadi dosen wajib kenal betul dengan profesi satu ini. Supaya bisa mencintainya sepenuh hati, bertanggung jawab secara penuh, dan juga bisa menjadi dosen yang memang baik. Hal pertama yang perlu dipahami tentang profesi dosen adalah statusnya.
Dilihat dari aspek ikatan kerja, dosen terbagi menjadi tiga kategori. Yaitu:
1. Dosen Tetap
Dosen tetap adalah dosen yang menjadi tenaga pengajar tetap di salah satu perguruan tinggi sehingga mengajar secara full time dan menekuninya sampai memasuki usia pensiun. Dosen tetap kemudian memiliki NIDN dan tercatat di PDDikti. Dosen tetap ada yang statusnya dosen PNS dan dosen non PNS.
2. Dosen Tidak Tetap
Kategori yang kedua adalah dosen tidak tetap, yaitu dosen yang bekerja berdasarkan surat perjanjian kerja atau surat kontrak. Sehingga sering pula disebut dengan istilah dosen kontrak dengan masa kerja terbatas. Dosen kategori ini tidak mendapatkan NIDN melainkan NUPN (Nomor Urut Pengajar Nasional).
3. Dosen Honorer
Terakhir adalah dosen honorer yaitu dosen yang tidak memiliki surat perjanjian kerja dengan perguruan tinggi dan mengajar sesuai dengan kesepakatan bersama. Biasanya bekerja secara paruh waktu dan terdiri dari dosen tamu, dosen luar biasa, dan juga dosen pengganti.
Dosen dengan ikatan kerja bentuk apapun diawali dengan mengikuti proses rekrutmen dosen di perguruan tinggi. Jadi, siapa saja yang ingin menjadi dosen yang baik bisa belajar proses rekrutmen ini. Tentunya dimulai dengan mencari lowongan dosen, biasanya dilakukan dengan mengecek website resmi setiap kampus yang diinginkan.
Jika lowongan dosen dibuka dan sesuai dengan kualifikasi akademik. Misalnya kampus A butuh dosen bahasa Inggris, dan ternyata kamu juga lulusan Sastra Inggris atau lulusan Pendidikan Bahasa Inggris. Maka bisa mengajukan surat lamaran karena ada kesesuaian kualifikasi.
Selebihnya tinggal mengikuti proses rekrutmen yang diberlakukan oleh pihak kampus. Bisa dengan adanya tes, psikotes, wawancara, dan tes jenis lain sesuai kebutuhan. Setelah lolos seleksi dan diterima sebagai dosen maka sudah wajib menjalankan Tri Dharma. Mencakup kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Setelah itu, dosen bisa memperbaiki jenjang karirnya dengan terus naik jabatan. Jabatan akademik dosen dimulai dari Asisten Ahli, kemudian Lektor, Lektor Kepala, dan paling tinggi adalah Guru Besar. Setiap dosen menentukan sendiri karirnya akan cemerlang atau tidak, karena dosen bisa naik jabatan jika sudah memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.
Jika dosen cenderung rajin maka bisa mengisi jabatan Guru Besar di usia yang terbilang masih mudah. Begitu juga sebaliknya, jika dosen cenderung malas dan merasa tidak mampu melaksanakan Tri Dharma. Maka perjalanan karirnya akan sedikit lama dan bahkan suram. Mengingat masih banyak dosen senior yang tidak pernah naik jabatan.
Persiapan Menjadi Dosen
Jika selama ini merasa profesi dosen itu enak, karena selalu berpakaian rapi dan bersih kemudian rutin datang ke kampus. Terlihat hanya beberapa jam saja dalam sehari di area kampus kemudian pulang. Maka kamu masih butuh informasi lebih detail, karena dosen punya jam kerja fleksibel.
Artinya, ada kemungkinan dosen bekerja sepanjang hari dan bahkan tetap bekerja di akhir pekan dan hari besar. Kesibukan dosen cukup padat, maka disarankan sekali bagi siapa saja yang ingin menjadi dosen yang baik. Perlu punya passion dan rasa cinta yang tulus terhadap profesi ini.
Supaya bisa menemukan jawaban apakah diri sendiri memang cocok menekuni profesi dosen atau sebaliknya. Maka lakukan persiapan sejak masih kuliah di jenjang Sarjana. Persiapan ini antara lain:
1. Awali dengan Menjadi Asisten Dosen
Persiapan yang pertama agar pilihan menjadi dosen diketahui memang menjadi pilihan yang tepat adalah dengan mengajar sejak dini. Saat kuliah bisa mencoba peluang menjadi asisten dosen dan atau menjadi asisten laboratorium. Keduanya bisa memberi gambaran mengenai profesi dosen yang sesungguhnya.
Sebab bisa turun langsung ke lapangan untuk mengajar, melakukan kegiatan di laboratorium, mengoreksi ujian mahasiswa, menyusun administrasi berkas pribadi, dan lain sebagainya. Jika semua kegiatan selama menjadi Asisten Dosen terasa menyenangkan dan menemukan kecocokan. Maka tandanya kamu cocok menjadi dosen.
2. Kenali Minat dan Bakat Menjadi Dosen
Selanjutnya adalah mengenal diri sendiri apakah memang memiliki minat maupun bakat untuk menjadi dosen. Hal ini penting karena profesi dosen butuh komitmen tinggi, karena perlu melaksanakan Tri Dharma secara berkelanjutan sejak awal karir sampai pensiun.
Selain itu, dosen juga memiliki masa kerja yang panjang karena sampai saat ini masih banyak dosen aktif mengajar di usia 60-70 tahunan. Sehingga harus benar-benar cinta dengan kegiatan mengajar, dekat dengan banyak orang, suka memberi penjelasan karena akan sering ditanya, dan lain-lain sejak dini.
3. Persiapan Melanjutkan Studi S2
Persiapan berikutnya adalah melanjutkan studi ke jenjang Magister atau S2. Sebab, semua dosen wajib lulus S2 untuk bisa diterima sebagai dosen. Tanpa ijazah S2 maka sangat tidak mungkin menjadi dosen, kecuali di perguruan tinggi swasta kecil. Nantinya menjadi dosen tidak tetap dengan gaji yang kecil.
Maka sudah harus kuliah S2 dan direncanakan sejak awal, karena kuliah S2 ini tidak asal kuliah. Melainkan harus mengambil jurusan yang linier, kemudian siap mental menyusun tesis yang lebih sulit dibanding skripsi. Juga harus siap dengan biaya yang cukup tinggi, maka banyak dosen yang mencari beasiswa saat lanjut S2.
4. Perluas Relasi
Selanjutnya adalah dengan memperluas relasi, karena menjadi dosen yang baik butuh relasi luas. Alasannya banyak, pertama untuk bisa mendapatkan informasi lowongan dosen dengan cepat. Sekaligus bisa mengakses informasi lowongan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Kedua, membantu mendapatkan surat rekomendasi khususnya untuk melamar dosen di perguruan tinggi bergengsi. Jadi, harus diakui adanya surat rekomendasi akan memperkuat posisi sebagai kandidat yang kuat. Sehingga peluang lolos seleksi rekrutmen dosen lebih besar. Maka silahkan memperluas relasi, khusus di kalangan dosen.
Kiat Menjadi Dosen yang Baik
Setelah berhasil menyandang status sebagai dosen, entah itu dosen tetap maupun dosen tidak tetap. Pastikan untuk terus belajar menjadi menjadi dosen yang baik. Adapun kiat yang bisa dilakukan agar bisa dikenal sebagai dosen yang baik adalah sebagai berikut:
1. Punya Disiplin Tinggi
Kiat yang pertama adalah memiliki kedisiplinan yang tinggi dan tentunya akan berhubungan dengan manajemen waktu. Jadi, di dalam profesi dosen ada satu prinsip yang dipegang oleh nyaris semua dosen. Yakni “wajib punya manajemen waktu yang baik untuk sukses”.
Hal ini tentunya sangat menggambarkan profesi dosen yang memiliki segudang tugas dan tanggung jawab. Bahkan pekerjaan dosen selalu tidak ada habisnya, selesai pekerjaan A maka pekerjaan B sudah menunggu, dan ada pekerjaan C yang nyari mepet dengan deadline.
Jadi, setelah resmi menjadi dosen usahakan punya disiplin tinggi supaya semua tugas dosen bisa dikerjakan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Selain itu bisa selalu on time, contoh sederhananya adalah masuk kelas tepat waktu. Sehingga memberi teladan yang baik dan bisa memanfaatkan waktu berbagi ilmu dengan sangat efisien.
2. Melaksanakan Tri Dharma dengan Sungguh-Sungguh
Kiat menjadi dosen yang baik berikutnya adalah melaksanakan Tri Dharma dengan sungguh-sungguh. Jadi, dosen wajib melaksanakan tiga tugas secara seimbang. Yakni pendidikan (kegiatan pengajaran), penelitian, dan juga pengabdian kepada masyarakat. Semua dikerjakan beriringan dan harus adil.
Dosen tidak bisa hanya mengajar dan kemudian tidak melakukan penelitian, hal ini akan berdampak pada karir dosen yang suram. Yakni tidak bisa naik jabatan dan tidak bisa memberi kontribusi pada perbaikan mutu di perguruan tinggi tempatnya mengajar. Maka ada kewajiban untuk melaksanakan Tri Dharma dengan penuh tanggung jawab.
3. Menjadi Dosen yang Humoris
Dosen memang harus serius dan penuh tanggung jawab agar semua tugasnya diselesaikan dengan baik. Namun, dosen seharusnya tidak terlalu kaku dan idealnya adalah punya selera humor yang baik. Humoris menjadi karakter yang perlu dibangun agar dosen tidak mudah stres dan bisa mengeluarkan unek-uneknya sambil bercanda.
Selain itu, selera humor yang terbilang bagus membantu dosen punya relasi yang kuat dan luas. Baik dengan mahasiswa, rekan sesama dosen, dengan senior, dan mitra maupun masyarakat luas. Relasi ini penting untuk dosen supaya bisa mendapat banyak kemudahan dalam menekuni karirnya.
4. Menjadi Dosen yang Supel
Humoris tentu berbeda dengan supel, dosen juga wajib supel yang artinya mudah bergaul dengan siapa saja dan dari kalangan mana saja. Dosen harus punya kemampuan komunikasi yang baik agar tidak pernah kehabisan topik untuk dibahas bersama.
Dosen yang supel akan lebih mudah membangun relasi dan sama manfaatnya dengan karakter humoris yang dijelaskan sebelumnya. Selain itu, sifat supel menunjukan dosen punya karakter positif. Bisa menerima siapa saja dan kemudian dosen juga akan bisa diterima siapa saja.
Sebab saat menekuni profesi dosen, maka dunia yang dijelajahi para dosen bukan hanya dunia di kampus. Melainkan juga di luar kampus, seperti ketika melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Maka dosen akan terjun langsung ke kampung dan desa dimana kegiatan tersebut diselenggarakan. Jika dosen tidak supel maka akan susah menjalin komunikasi dan hubungan baik bersama masyarakat saat kegiatan tersebut berlangsung.
5. Bisa Mengajar dengan Baik
Menjadi dosen yang baik tentunya menjadi dosen yang bisa mengajar dengan baik. Dalam hal mengajar ada banyak kriteria yang harus dipenuhi oleh dosen dan bisa dipelajari dan dipraktekan bertahap. Sebab setiap dosen punya ciri khas dan membawa karakternya saat mengajar.
Karakter ini kadang kurang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, sehingga proses transfer ilmu sedikit ada hambatan. Merubah karakter khas dosen yang tadinya kaku agar menjadi humoris tentunya tidak bisa dilakukan dalam semalam. Sama halnya menuntut dosen yang terbiasa menjelaskan dengan bahasa ilmiah untuk memakai bahasa sederhana.
Semua butuh proses, dan dosen perlu terus belajar agar bisa mengajar dengan ideal sesuai keinginan dan kebutuhan mahasiswa. Dosen boleh idealis dalam hal metode mengajar, namun idealisme ini akan sia-sia apabila saat diterapkan tidak ada ilmu yang masuk ke pemahaman mahasiswa.
Maka dosen harus fleksibel, perlu menyesuaikan dengan karakter mahasiswa supaya transfer ilmu berjalan lancar. Jika berhadapan dengan mahasiswa yang kritis maka dosen harus belajar ekstra sebelum menyampaikan materi. Begitu juga dengan menentukan metode mengajar, harus pas dengan karakter mahasiswa.
6. Punya Semangat untuk Terus Belajar
Dosen adalah pembelajar sampai akhir hayat, pasalnya dosen bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan sampai memasuki usia pensiun. Jadi, puluhan tahun akan familiar dengan kegiatan tersebut. Dosen perlu terus mengembangkan diri karena ilmu pengetahuan seiring waktu akan berkembang.
Jadi, dosen tidak bisa lagi mengajar menggunakan buku terbitan satu dekade yang lalu sebagai referensi ketika sudah ada terbitan terbaru. Oleh sebab itu, dosen harus tetap rajin belajar agar bisa menyampaikan ilmu pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Selain itu, tuntutan di dunia kerja dan masyarakat terus berkembang. Dosen yang punya tugas melakukan penelitian dan menghasilkan temuan baru perlu terus tumbuh dan berkembang. Supaya bisa mengikuti perkembangan IPTEK dan mendorong terjadinya perkembangan IPTEK tersebut.
7. Menjalin Pertemanan dengan Mahasiswa
Jika ingin menjadi dosen yang baik maka harus bisa dan mau menjalin pertemanan dengan mahasiswa. Lalu, apa untungnya bagi dosen? Sangat banyak, nyaris sama banyaknya dengan hubungan pertemanan dengan pihak lain. Lewat mahasiswa dosen bisa belajar bagaimana menghadapi mahasiswa dalam satu kelas dan dalam satu kampus.
Dosen bisa paham keinginan dan kebutuhan mahasiswa, termasuk memahami kesulitan mereka dalam memahami materi perkuliahan. Sehingga membantu dosen untuk memperbaiki metode mengajar supaya lebih mudah dicerna oleh mahasiswa.
Relasi ini juga membantu dosen menemukan bibit unggul. Misalnya bibit atau calon dosen potensial yang bisa memberi kontribusi besar dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
8. Melakukan Perubahan
Selanjutnya, dosen juga perlu melakukan sejumlah perubahan selama berkarir sebagai dosen. Dosen memiliki kebebasan atau kemerdekaan untuk melakukan banyak hal baru dan diberi ruang ekstra. Dimana ide yang disampaikan, temuan yang dimiliki, dan sebagainya diberi kesempatan untuk dijelaskan dan dipraktekan.
Oleh sebab itu, dosen perlu memanfaatkan privilege tersebut. Salah satunya dengan selalu melakukan perubahan positif. Bisa dimulai dari membangun metode pembelajaran inovatif dan kreatif agar lebih sesuai dengan karakter mahasiswa era sekarang.
Tidak tertutup kemungkinan bisa juga menciptakan dunia pendidikan yang lebih ramah untuk siapa saja dan dari kalangan mana saja. Sehingga dosen harus akrab dengan segala hal baru, salah satunya dengan disiplin melakukan penelitian.
Penjelasan di atas memberi gambaran cukup jelas bagaimana menjadi dosen yang baik. Sebab dosen bukan hanya mengajar melainkan juga mendidik, ditambah dengan tanggung jawab besar lainnya. Maka ada banyak hal perlu dilakukan dan dipersiapkan sebelum menekuni profesi dosen.