Amalan Bulan Syaban Sesuai Sunnah: Puasa dan Perbanyak Doa
Bulan Syaban merupakan bulan yang penuh dengan berbagai peristiwa bersejarah bagi umat Islam. Seperti turunnya ayat 144 surat Al-Baqarah dan pemindahan kiblat dari Masjid Al Aqsa di Palestina ke Ka’bah di Arab Saudi, ayat 56 surat Al-Ahzab yang menganjurkan untuk membaca shalawat, naiknya derajat amal manusia di sisi Allah, dan masih banyak lagi peristiwa bersejarah lainnya.
Di bulan Syaban, umat Islam harus melakukan perbuatan baik. Jika dilihat dari operasionalnya, ada beberapa hal yang biasa dilakukan di bulan Sya’ban, khususnya malam Nisfu Sya’ban, yaitu membaca surat Yasin sebanyak 3 kali lalu berdoa.
Bulan Syaban yang berada di antara Rajab dan Ramadhan memiliki keistimewaan dalam sejarah serta amalan para muslim. Ada beberapa amalan yang bisa dikerjakan muslim di bulan tersebut.
Keistimewaan tentang bulan Syaban ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Rasulullah SAW bersabda,
Artinya: “Bulan Sya’ban–bulan antara Rajab dan Ramadhan–adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR Nasa’i)
Tentu saja, amalan ini seakan sudah menjadi tradisi bagi umat muslim di tanah air. Namun selain itu, ada amalan-amalan lain yang bisa dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ahlul Sunnah. Menurut laporan dari berbagai sumber, berikut ulasannya:
Ilustarsi : Amalan Bulan Syaban Sesuai Sunnah (Foto:Pixabay)
Amalan pertama yang bisa umat muslim lakukan di bulan Syaban adalah memperbanyak puasa. Rasulullah SAW diketahui memperbanyak puasa pada bulan ini tidak seperti beliau berpuasa pada bulan-bulan yang lain. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata,
“Dulu Rasulullah SAW berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim 1156/2721)
Begitu pula istri beliau Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mengatakan:
“Saya tidak pernah mendapatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR An-Nasai no. 2175 dan At-Tirmidzi no. 736. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasai)
Dari hadits dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan syaban ini. Para ulama menyebutkan bahwa puasa di bulan Sya’ban memang merupakan puasa sunnah, namun puasa di bulan Sya’ban dapat menutupi kekurangan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Sama halnya seperti sholat fardhu, sholat fardhu memiliki sholat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan ba’diyah. Sholat-sholat tersebut bisa menutupi kekurangan sholat fardhu yang dikerjakan.
Begitu pula dengan puasa Ramadhan, dia memiliki puasa sunnah di bulan Sya’ban dan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Itu mengapa orang yang memulai puasa di bulan Sya’ban nantinya tidak akan terasa berat menghadapi bulan Ramadhan.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk berpuasa di siang hari pada Nisfu Syaban yakni pada 15 Syaban. Rasulullah SAW bersabda dinukil dari riwayat Ali bin Abi Thalib yang berbunyi:
Artinya: “Nabi SAW bersabda, ‘Apabila tiba malam Nisfu Syaban maka salatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena rahmat Allah SWT akan turun ke langit dunia pada saat tersebut sejak terbenam matahari dan Allah SWT berfirman,
Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni, adakah yang meminta rezeki, maka akan kuberikan rezeki untuknya, adakah orang yang terkena musibah maka akan Aku lindungi, adakah sedemikian, hingga terbit fajar,” (HR Imam Ibn Majah).
2. Membaca Al-Qur’an dan Berzikir
Ilustari : Membaca Quran di Bulan Syaban (Foto : Pixabay)
Amalan selanjutnya yang bisa dilakukan di bulan Syaban adalah memperbanyak membaca Al-qur’an. Sehingga ketika menghadapi bulan Ramadhan, seorang muslim akan bisa menambah lebih banyak lagi bacaan Al-Qur’an-nya. Salamah bin Kuhail rahimahullah berkata:
“Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).”
Begitu pula yang dilakukan oleh ‘Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau memasuki bulan Sya’ban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Qur’an. (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 138)
Sebagai pengantar menuju Ramadhan, Syaban menjadi saat yang tepat untuk melakukan pemanasan dalam beribadah. Salah satunya banyak membaca Al-Qur’an setiap hari. Ibadah membaca Al-Qur’an di Syaban bisa dilakukan para muslim yang saat ini sedang tinggal di rumah akibat virus corona.
Selain membaca Al-Qur’an, amalan lain yang dianjurkan adalah banyak membaca kalimat tauhid dan istighfar. Amalan tersebut melindungi manusia dari segala hal yang buruk dan membuka pintu ampunan dari Allah SWT.
3. Mengerjakan amalan-amalan shalih
Menghadapi bulan Ramadhan para ulama terdahulu membiasakan amalan-amalan shalih semenjak datangnya bulan Syaban sehingga nantinya mereka sudah terlatih untuk menambahkan amalan-amalan mereka ketika di bulan Ramadhan. Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah pernah mengatakan:
“Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Syaban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.”
“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan.” (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 130)
4. Menjauhi perbuatan syirik dan permusuhan di antara kaum muslimin
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Allah SAW akan mengampuni orang-orang yang tidak berbuat syirik dan orang-orang yang tidak memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah muncul di malam pertengahan bulan Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan musyahin.” (HR Ibnu Majah no. 1390. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah)
Musyahin sendiri adalah orang yang memiliki permusuhan dengan saudaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga secara khusus tentang orang yang memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya:
“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis dan akan diampuni seluruh hamba kecuali orang yang berbuat syirik kepada Allah, dikecualikan lagi orang yang memiliki permusuhan antara dia dengan saudaranya. Kemudian dikatakan, ‘Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai’” (HR Muslim no. 2565/6544)
5. Baca Sholawat
Kitab Madza fi Sya’ban dari Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki menerangkan peristiwa penting selama bulan Syaban bagi kehidupan muslim. Salah satunya turun ayat anjuran membaca sholawat yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56. Karena itu dianjurkan membaca sholawat pada Nabi Muhammad SAW.
Arab latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīmā
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
6. Sholat Tahajud
Bulan Syaban juga menjadi saat yang tepat untuk salat tahajud di malam hari. Dalam haditsnya, Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan keuntungan dari Allah SWT bagi hambanya yang terbangun untuk sholat tahajud. Berikut hadistnya,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ ”.
Artinya: Seperti dinarasikan Abu Huraira, Rasulullah SAW mengatakan, “Allah SWT yang maha besar dan maha kuat, turun ke surga yang terdekat dengan kehidupan manusia saat malam hanya tersisa sepertiga. Allah SWT berkata, Adakah hamba yang memohon kepadaKu sehingga Aku bisa menanggapi permohonannya? Adakah hambaku yang meminta kepadaKu sehingga Aku bisa mengabulkan permintaannya? Adakah yang memohon pengampunan sehingga Aku bisa mengampuninya?” (HR Bukhari).
7. Memperbanyak Doa
Ilustrai Memperbanyak doa bulan Syaban
Sebagaimana disinggung sebelumnya, malam Nisfu Sya’ban disebut dengan Lailah Al Ijabah. Alangkah baiknya, umat muslim mengisi waktunya dengan memperbanyak doa pada malam tersebut.
Tata cara membaca doa pada malam Nisfu Syaban yang dapat dilafalkan menurut Doa dan Zikir Makbul oleh Abu Hurairah Abdul Salam, Lc., M.A adalah sebagai berikut.
– Dimulai membaca surat Yasin sebanyak tiga kali terlebih dahulu kemudian disusul dengan bacaan doa setelahnya. Berikut urutan bacaannya:
Setelah membaca Surat Yasin pertama, sesudah membaca lalu niat panjang umur
Setelah membaca Surat Yasin pertama, sesudah membaca lalu niat menolak bala
Setelah membaca Surat Yasin pertama, sesudah membaca lalu niat hanya berharap pada Allah
– Dilanjutkan dengan membaca doa Nisfu Syaban yang berbunyi:
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf, afiyah, dan keselamatan yang terus-menerus dalam agama dan dunia serta akhirat.
Kesimpulan & Penutup
Demikian Uraian tentang Beberapa amalan bulan Syaban Sesuai sunnah yang dapat dilakukan umat muslim, Semoga bermanfaat wallahualam bissawab.